Rasulullah S.A.W. merasa iba melihat semua penyiksaan yang diderita Bilal. Pada suatu hari dia pergi
mengunjungi para sahabat R.A. “Apakah tidak ada orang yang dapat membeli Bilal
dan membebaskannya?” Abu Bakar R.A. menyanggupinya. Dia pergi kepada
Umayyah bin Khalf, dan berkata “Juallah Bilal kepadaku.”
Umayyah bin Khalf berkata “Aku akan menjualnya kepadamu, karena kau adalah orang yang pertama kali mempengaruhinya.”
Abu Bakar berkata “Kau ingin menjualnya dengan harga berapa?”
Dia berkata “Aku akan menjualnya seharga 10 koin emas.”
Kemudian
Abu
Bakar R.A. pulang ke rumah, dan dia kembali dengan membawa 10 koin
emas, dan koin itu diberikan kepada Umayyah. Tiba-tiba Umayyah tertawa
terbahak-bahak.
Abu Bakar R.A. berkata “Wahai Umayyah, kenapa kau tertawa?”
Umayyah berkata “Wahai Abu Bakar, aku bersumpah Demi Allah, jika kau menawar harganya dan menawarkanku 1 koin emas untuk Bilal, maka aku akan menjualnya untuk 1 koin emas.”
Abu Bakar R.A. menatap Umayyah dan berkata “Wahai Umayyah, aku bersumpah Demi Allah, jika kau menawarku, dan kau meminta 100 koin emas untuk Bilal, maka aku akan memberikanmu 100 koin emas."
Abu Bakar membelinya, dan dia membebaskannya. Dan apa yang dikatakan Abu Bakar tentang Bilal? Abu Bakar berkata “Bilal sayyiduna (Bilal adalah tuanku)”, meskipun Abu Bakar adalah salah seorang sahabat Rasulullah S.A.W. dan juga seorang Khulafaurrasyidin, namun dia sangat menghormati Bilal.
Abu Bakar R.A. berkata “Wahai Umayyah, kenapa kau tertawa?”
Umayyah berkata “Wahai Abu Bakar, aku bersumpah Demi Allah, jika kau menawar harganya dan menawarkanku 1 koin emas untuk Bilal, maka aku akan menjualnya untuk 1 koin emas.”
Abu Bakar R.A. menatap Umayyah dan berkata “Wahai Umayyah, aku bersumpah Demi Allah, jika kau menawarku, dan kau meminta 100 koin emas untuk Bilal, maka aku akan memberikanmu 100 koin emas."
Abu Bakar membelinya, dan dia membebaskannya. Dan apa yang dikatakan Abu Bakar tentang Bilal? Abu Bakar berkata “Bilal sayyiduna (Bilal adalah tuanku)”, meskipun Abu Bakar adalah salah seorang sahabat Rasulullah S.A.W. dan juga seorang Khulafaurrasyidin, namun dia sangat menghormati Bilal.
Umar
ibn Khatab berkata “Abu Bakar sayyiduna wa ‘ataka sayyidana. (Abu Bakar adalah
tuan kita dan dia telah membebaskan tuan kita)!
Kemudian
datanglah perang Badar. Umayyah bin Khalf sama sekali tidak ingin berpartisipasi
dalam perang ini. Dan salah seorang musyrikin lainnya, Uqbah bin Mu’ith,
menghampiri Umayyah dan melemparnya dengan sepotong batu bara. Dia berkata
“Pulanglah ke rumah dan memasaklah seperti wanita karena kau tidak akan pergi
ke medan perang!”
Kemudian Umayyah berkata “Semoga Allah merusak wajahmu!” Sekarang Umayyah dipaksa pergi ke medan perang.
Kemudian Umayyah berkata “Semoga Allah merusak wajahmu!” Sekarang Umayyah dipaksa pergi ke medan perang.
Dan
di setiap perang, umat muslim punya slogan. Slogannya
dalam perang ini adalah Ahad! Ahad! (Satu Allah! Satu Allah!) Hal ini mengejutkan
Umayyah! Dan setelah perang, Umayyah ditawan dan Bilal R.A. melihatnya. Bilal
berkata “Oh Umayyah adalah akarnya kekufuran. Aku tidak akan tinggal disini,
jika dia tinggal. Entah apakah dia yang pergi atau aku saja yang pergi.” Dan
Bilal melangkah dan mendorong Abdurrahman ibn Auf, kemudian dia menusuk Umayyah
dan membunuhnya.
Dan
ketika dia membunuhnya, apa yang dia ucapkan? “Ahad! Ahad! (Satu Allah! Satu
Allah!)”
Ketika
Rasulullah S.A.W. sedang sakit menjelang akhir hayatnya. Riwayat mengatakan
bahwa Bilal R.A. sering melakukan adzan, kemudian dia memanggil Rasulullah. Dan
Rasulullah belum keluar. Dan kemudian dia menghampiri dan ternyata Rasulullah
S.A.W. terkadang sadar dan pingsan.
Bilal berkata “Benar-benar suatu duka. Aku harap ibuku tidak pernah melahirkanku sehingga aku tidak perlu melihat hari ini, atau aku lebih baik mati sebelum hari ini tiba.”
Bilal berkata “Benar-benar suatu duka. Aku harap ibuku tidak pernah melahirkanku sehingga aku tidak perlu melihat hari ini, atau aku lebih baik mati sebelum hari ini tiba.”
Kemudian
Bilal melakukan adzan dan dia menjadi tak sadarkan diri. Dan ketika Rasulullah
S.A.W. meninggal dunia, riwayatnya menyebutkan bahwa jenazah Rasulullah S.A.W.
masih belum dikuburkan, dan Bilal mengumandangkan adzan. Ketika dia sampai pada
“Ashyadu Anna Muhammadar Rasulullah”, biasanya ketika dia sampai pada kalimat
ini, Rasulullah S.A.W. keluar dari rumahnya menuju ke masjid. Tapi sekarang
ketika dia menoleh, tidak ada lagi Rasulullah S.A.W. Riwayat mengatakan bahwa
Bilal mulai tersedak, dan dia mulai menangis, orang-orang di sekitarnya pun
mulai menangis.
Dan
selama 3 hari berikutnya, Bilal R.A. mencoba untuk mengumandangkan adzan,
setiap kali dia sampai pada “Ashyadu Anna Muhammadar Rasulullah”, dia
mulai tersedak. Kemudian dia pergi kepada Abu Bakar karena dia tidak bisa
berada di Madinah tanpa Rasulullah S.A.W. Dia
berkata “Wahai Abu Bakar, izinkan aku untuk pergi karena aku mendengar
Rasulullah S.A.W. menyebutkan keutamaan berjihad, aku ingin berjihad.” Dan Abu
Bakar berkata “Janganlah Oh Bilal, kau tetaplah bersamaku. Aku membutuhkanmu.” Bilal
R.A. berkata “Wahai Abu Bakar, jika kau membebaskanku untuk dirimu sendiri,
maka aku akan tetap disini. Tapi jika kau membebaskanku semata-mata karena Allah,
maka biarkan aku pergi.” Dan Abu Bakar R.A. mengizinkannya untuk pergi, sehingga
Bilal pergi berjihad.
Dan
pada suatu malam, ketika Bilal R.A. sedang tertidur, dia bermimpi melihat
Rasulullah S.A.W. Dan
Rasulullah S.A.W. bersabda “Wahai Bilal, kenapa kau tidak pernah mengunjungi
kami?” Dan dia terbangun, kemudian pergi menuju Madinah dengan terburu-buru. Ketika
sampai di Madinah, dia berbaring di makam Rasulullah S.A.W., mengingat masa
lalunya bersama Rasulullah.
Kemudian
Hassan dan Hussain (cucu Rasulullah S.A.W.) datang. Mereka berkata “Wahai
Bilal, beradzanlah.” Bilal R.A. bangun dan
dia mengumandangkan adzan .Dan riwayatnya menyebutkan bahwa Madinah bergejolak.
Kota ini bergejolak, karena Bilal membawa kembali kenangan pada waktu Rasulullah
S.A.W. masih hidup. Diriwayatkan bahwa pria dan wanita keluar dari rumah
mereka, merobek baju mereka, dan menjambak rambut mereka sendiri karena semua
ini mengingatkan mereka pada waktu Rasulullah S.A.W. masih hidup.
Kemudian
Bilal mencoba untuk tetap tinggal di Madinah, tapi ini terasa berat baginya, karena
kemanapun dia melihat, semua ini mengingatkannya kepada Rasulullah S.A.W. Jadi
dia pergi.
Kemudian
datanglah waktu penaklukkan Masjidil Aqsa. Dan penjaga Al-Aqsa mengatakan “Aku
hanya akan memberikan kuncinya kepada Umar ibn Khatab.” Dan Umar R.A. bepergian
dari Madinah ke Masjidil Aqsa, sementara semua sahabat ada di sana, di
antaranya Khalid ibn Walid, Muadz ibn Jabal, dan yang lainnya.
Kemudian
mereka menghampiri Umar dan berkata “Wahai Umar, mintalah Bilal untuk mengumandangkan
adzan.” Dan Umar meminta Bilal untuk mengumandangkan adzan. Dan riwayat
menyebutkan bahwa ketika Bilal sampai kepada “Ashyadu Anna Muhammadar
Rasulullah”, jenggot para sahabat ketika mereka masuk Islam berwarna hitam,
namun sekarang berubah menjadi kelabu, karena jenggot mereka dibanjiri air
mata. Tidak ada satu pun jenggot seorang sahabat yang tidak dibanjiri air mata,
mereka sampai meminta nasihat kepada Umar ibn Khatab, karena hal ini
mengingatkan mereka ketika masih menemani Rasulullah S.A.W.
Dan
inilah keutamaan yang menakjubkan dari Bilal, karena dia mengumandangkan adzan, di
tanah Haram di Mekkah, di masjid Rasulullah S.A.W., dan juga Masjidil Aqsa, di
ketiga tempat suci ini.
Kemudian
ketika Bilal R.A. menjelang saat-saat kematiannya... Riwayat menyebutkan bahwa
dia meninggal di Damaskus, dan istrinya berkata “Benar-benar suatu duka.” Dan
Bilal berkata “Tidak. Katakanlah: Benar-benar kebahagiaan, karena besok aku
akan menemui Rasulullah S.A.W. dan para sahabat.”
Dapatkah
kalian bayangkan, seberapa besar imannya? Wallahi, kau sedang sekarat, dan kau
merasa senang karena dengan meninggalkan dunia, maka kau akan bertemu dengan
Rasulullah. Karena Rasulullah S.A.W. bersabda “Dunia ini adalah penjara bagi
orang-orang yang beriman, dan surga bagi orang-orang kafir.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar